Dilema

siang nan cerah namun tak seperti rasa yg gelap, nan rapuh dalam diam tuk merintih dalam tangis yg tersedu-sedu dgn sesak yg enggan berisak kurasa, padamu terimakasih tlah hadirkan luka ini entah dalam kecewa kesal terpadu satu dalam amarah mu. ku terima pesanmu kubaca kusimak kucoba cermati kembali, lalu seketika mata berlinang dalam ruang hampa riak sekeras-kerasnya arrgghh….. kusadari ku ingat ini dan kan kukenang slalu dalam hidup ku. janjimu katamu harapmu semua hampa bagai Iman yg naik turun, bagai hidayah yg tak sangka hadir, Dilema antara mereka atau Dia, jelas saat harap kuat pada manusia semua kan sirna hempas hilang tuk tamparkan jiwa bahwa harap dan pertolongan hanya Milik-Nya seperti firmanNya tertera pada Qs. 02.45. baik mungkin ini yg terbaik Back to Allah all my life in everything everywhere everyday anyone. ma’afkan diri ini tlah membuat mu kesal kecewa dan hingga kau anggap ku anggap dirimu pelampiasan pelarian hidup. kusibuk ku padat merayap. smoga kelak kau sadar dan kau rela, Ma’afkan dan terimakasih.

Satu tanggapan untuk “Dilema

Tinggalkan komentar